Rabu, 13 November 2013

Sepatu Kaca ?

Perlambang kebahagiaan itu punah, sepatu kaca pemberian Sang Peri telah pecah, apa mau dikata, cinta itu hanya pemantik, sisasnya perjuangan dan pengujinya adalah waktu.









Masih teringat jelas pertemuan mereka pada pesta malam itu dimana sang pengeran untuk pertama kalinya melihat Cinderella yang begitu sangat cantik dengan sepatu kaca, inilah yang  memukau para tamu undangan. Cinderala bagai Bidadari yang baru saja turun dari khayangan.

Tepat jam 12 malam Cinderela meninggalkan pesta dengan tiba-tiba,  membuat hati Putra Mahkota menjadi gundah. Sepatu kaca terlepas darinya, mulai saat itu sang pangeran bersumpah akan menikahi wanita pemilik sepatu kaca ini. Seluruh wanita di negerinya diperintahkan untuk mencoba sepatu kaca tersebut, banyak dari mereka mengaku dialah pemilik sepatu kaca itu, namun setelah dipakai tidak ada yang cocok dengan ukuran kakinya. 

Semua yakin akan satu hal, yakni keajaiban pasti datang kepada siapa saja. Mendapat laporan dari anak buahnya bahwa masih ada seorang wanita di negerinya yang belum mencoba memakai sepatu kaca. dengan rasa pesimis dan putus asa sang pengearan segera bergegas, didampingi anak buanya, dia mengambil sepatu kaca dari kotaknya, dengan hati-hati dan perlahan, dia mulai memegang kaki Cinderela, saat itu jatung Cinderalla berdetak sangat kecang, begitu hangatnya tangan Pangeran tampan ini, sehangat kebahagian yang akan segera datang.

Kemudian sang Pangeran memakaikan sepatu sepatu kaca padanya, ternyata benar sepatu kaca ini cocok dengan ukuran kakinya, mereka saling berpadang-pandangan, senyum-senyum kecil terpancar dari kedua muka mereka, merah merona,  kedua mata meraka diliputi cinta kasih. 

Cinderella mengambil dan membuka kotak yang berisi pasangan dari sepatu kaca tadi, dikenakannya, dan berubah seketika. Kecantikannya sungguh sempurna. Segera Sang Pangeran tampan ini melamar Cinderalla, Ia memperkenalkan kepada Maja Raja dan Ibunda Permaisuri. 

Dengan restu dari Maha Raja, akhirya mereka melangsungkan pernikahan, pesta digelar secara besar-besaran, rakyat menyaksikan pernikahan agung ini. Sepasang sepatu kaca jadi perlambang cinta mereka, dua individu menjadi satu, tentu tidaklah lengkap jika kita hanya memilki satu sepatu saja. Memiliki sepatu harus sepasang, jika tidak maka dia akan berjalan pincang tak sempurna. kini Sang pangeran dan Cinderella menjadi sepasang sepatu kaca, mereka saling melengkapi, hidup melangkah bersama.

****

Sebagai pewaris kerjaan Pangeran sibuk mengurus pekerjaan negara, beberapa kali harus berkunjung ke negeri yang jauh untuk membuat perjanjian perdagangan antar negara.

Tiba di India, sang pangeran disambut dengan upacara kenegaraan, jamuan makan dan pesta. Disela-sela jamuan makan, para pemusik dan penari mulai beraksi, diam-diam sang Pangeran memeperhatikan salah satu penari wanita, gerakan tubuhnya menyatu dengan irama musik, lincah, kokoh dan terkadang erotis. Pangeran seakan tersihir denganya. Saat itu tak ada Cinderalla dalam benaknya sama sekali. 

Pangeran berbisik kepada Maha Raja India, siapa wanita penari itu? Lalu Raja menjawab Sri Devi, dia memang yang terbaik,  jika tuan pangeran mau, saya akan perintahkan untuk menemani anda tidur malam ini. Setelah pesta usai penari wanita itu datang ke kamar pangeran.

Mula-mula Devi menari dengan erotis sehingga membuat birahi pangeran memuncak, tanpa menunggu lagi pangeran meremas penyudaranya dengan penuh nafsu, tangannya  membuka bajunya lantas menicumnya, mendengar erangan Sri Devi sang pangeran merebahannya sambil mencium leher dan terus naik ke bibir.. “aaahhh…sssss…ahh”

Kami saling mengulum bibir dengan penuh nafsu, nafas kami mulai tidak beraturan, baru kali ini pangeran memliki fantasi bercinta seperti ini. Pangeran terus mencium perut sampai daerah selangkangan sambil membuka pakaian Sri Devi. 

Mata Sri Devi kini terpejam menikmati sodokan penis pangeran, tubuhnya mulai bergetar dan bergerak dengan irama yang liar, bola matanya memutih, aakkkhh,,, tekan yang cepat dan kuat..aaahhh begitu Sri Devi berbisik ke telinga sang pengeran. Tubuh kami mengelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tak perduli ada orang di luar sana.

Penis pangeran menekan sampai mentok kedalam rahimnya seakan-akan disedot pusaran yang kuat, hingga pangeran meronta nikmat, dia mengerluarkan carian spermanya di dalam vagina Sri devi, hangat yang dirasa dalam vagina, kemudian setelah itu Sri Devi Orgasme, kami menegeluarkan barsama-sama. Pangeran mengangkat tubuhnya saat penisnya mulai mengecil, dilepaskannya secara perlahan, lalu bersandar di samping Sri Devi, setelah itu mereka saling tidur berpelukan hingga pagi menjelang.

 ****

Sudah 10 tahun Sang Pangeran dan Cinderela hidup bahagia, benarkah cinta mereka abadi? Desas-desus mengenai sepatu kaca Cinderalla sudah semakin kuat, setiap jamuan dan acara istana dia tak mengenakan sepatu kaca. Banyak yang mempertanyakan mangapa cinderalla tak mengenakan sepatu kaca lagi ? apakah  Cinderalla sudah tak cinta kepada pangeran? Gosip menyebar begitu kuat.  

Sepanjang malam Cinderela murung, apa yang telah terjadi tidak pernah ada dalam benaknya, inilah takdir tak pernah diduga sebelumnya, sepatu kaca itu sudah  hancur satu bulan lalu, berserakan tanpa sisa. Kesedihan Cinderela terus berlanjut, kecerian tak lagi terpancar dari mukanya, kadang meneteskan air mata tanpa sebab, sungguh sulit memang untuk menerima kenyataan, pahit, getir, sakit menusuk ke dalam relung-relung jiwa. Ia menangis tak henti berharap Peri datang membantunya kembali.

Sepulangnya dari India entah apa yang mengganjal pikiran pangeran, perasaan selalu tertuju pada Sri Devi. Rasa ingin memiliki perempuan India itu sangat kuat, bayang-bayangnya membekas terus menerus. Perubahan pangeran sangat drastis, kebisaan pangeran ketika habis pergi jauh adalah segera menemui Cinderala, untuk melepas kangen,berbincang mengenai negeri jauh atau bahkan bercinta urung dilakukannya

Pengeran segera menemui Cindrella, untuk menanyakan desas-desus mengernai sepatu kaca yang tak pernah lagi dikenakanya lagi. Kebenaran itu terungkap, Cinderalla sambil menangis tersedu-sedu mengatakan pada pangeran, sepatu kaca miliknya sudah hancur. Sang pangeran hanya senyum menyindir, dan tak berkata sepatah katapun pada Cindrealla, tampaknya tangis Cinderalla tak membuat hati pangeran luluh, hati sudah sekaras batu, tak peduli lagi padanya, tak ada rasa Cinta lagi pada Cinderalla. Cinta meraka telah punah, sepunah sepatu kaca itu

Setelah bertemu Cinderella, beberapa prajurit menangkap dan menyeretnya, kemudian mereka membuangnya ke tempat dia berasal dulu, Istana mengumumkan bahwa Cinderalla sudah tidak menjadi Istrinya. Propaganda dan konspirasi juga dilakukan. Cinderlla berselingkuh oleh beberapa bangsawan sehingga sepatu kacanya hancur. Sungguh malang nasib Cinderalla

Cinta  Pangeran yang dulunya sangat besar bagai api  yang menyala-nyala ternyata hanya sebagai pematik diawal saja,  memang waktulah penguji yang sangat kejam.
Baca Selengkapnya →Sepatu Kaca ?

Mantai Ke Teluk Kiluan

Batalnya konser Areosmith ke Jakarta membuat saya agak kusut dan gundah, namun Teringat tagline iklan susu Bebelac Life is adventure”  dan pesan dari Kong Simun kepada saya , Life is not a destination , Life is a Journey,  maka saya putuskan untuk berubah haluan, “when nothing goes right…, go left”



Dengan kharisma dan kemampuan untuk mempegaruhi yang sangat kuat dari saya maka beberapa rekan  ikut pergi ke Teluk Kiluan Lampung



Perjalanan kami mulai dari Jakarta  ke lampung dengan Bus Damri kelas bisnis Rp 115.000 dari gambir. Berangkat jam 10 malem sampe Bandar lampung jam 7 pagi, sampai sana cari-cari informasi untuk menuju kesana , akhirnya kami putuskan menyewa mobil 2 hari Rp 1.150.000 di bagi 7 orang. Penting untuk dicatat bahwa jalan menuju teluk kiluan sangat – sangat tidak bagus dan memakan waktu 3 jam perjalanan. akhirnya kami tiba juga di gerbang bertuliskan 'Selamat Datang di Teluk Kiluan'.


Walaupun jalanannya sangat melelahkan, tapi pemandangannya sungguh cantik sekali. Beberapa kali kami melihat kolam-kolam pembuatan garam dengan banyak kincir airnya. Bukit-bukit yang hijau terbentang. Di sepanjang jalan juga banyak biji-biji cengkeh dan coklat yang dijemur. Sapi-sapi dan kambing-kambing juga banyak kita temui di sepanjang jalan.


Dengan membayar perahu sebesar 10.000 per/orang akhirnya kami menginjakan kaki di Pulau Kiluan. Di sana ada beberapa pondokan untuk disewakan seharga 200.000/permalam. . Kami meluruskan kaki dan juga berfoto-foto di sini.. Rumahnya sederhana. Tak ada listrik di sini, jadi harus menggunakan genset yang hanya nyala dari pukul 18.00 WIB sampai 06.00 WIB.


Pulau Kiluan memiliki pantai yang bersih dengan air yang jernih. Benar kata para traveler, pemandangan di sini indah banget. Ada bukit-bukit hijau membentang yang terlihat cantik. Pasir putih yang membetang.

Setelah puas bermain di pantai Kami pun bergegas menuju penginapan ketika sore hari menjelang. Sebab besok, kami ingin melihat lumba-lumba.


Tepat pukul 6.00 pagi kami berangkat menuju tempat lumba-lumba bermigrasi dengan menyewa kapal kecil 250.000rb/3 orang. Setelah satu jam akhirnya kami benar – benar melihat lumba-lumba loncat-loncat kesana-kemari, ini  memang benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.



















Baca Selengkapnya →Mantai Ke Teluk Kiluan

Bendera Setengah Tiang…


Ini adalah tanahku, tolong izinkanlah aku untuk sekedar berkabung sebagai tanda duka dan biarakalah aku untuk sekedar mengusap air mataku. Aku hanya ingin mengibarkan bendera setengah tiang setiap hari di halaman rumahku sendiri.






Sejuk, hijau melambai dedaunan, angin  berhembus membunyikan suara lemah riuh, gemericik air sungai mengalir menuju ke tempat peraduan, inilah hutan hujan dimana  daun jatuh dengan izin-Nya. Indah negeri serpihan surga anugrah Tuhan menjadikannya rebutan. Siapapun berhak atas surga janji Tuhan ini.

Pukul tujuh pagi, keadaan begitu sangat cerah, burung- burung mulai berkicau menyambut mentari pagi. Disudut sana seorang kakek yang sudah tua renta berjalan dengan tergopoh-gopoh membawa sebuah tas kulit coklat yang sudah usang.

Konon kabarnya kakek tua tersebut adalah mantan pejuang kemerdekaan yang mempertahankan kota Surabaya ketika tentara sekutu ingin merebut dan menjajah kembali tanah air ini.. para pemuda bersama-sama angkat senjata, termasuk kakek tua renta itu, untuk satu tujuan yakni merdeka seutuhnya

Pertempuran sangat sengit sekali, kota surabaya membara, , jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya. Mayat dari manusia, kuda-kuda, kucing-kucing serta anjing-anjing bergelimangan di selokan-selokan. Gelas-gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telephon bergelantungan di jalan-jalan , suara pertempuran menggema di tengah gedung-gedung kantor yang kosong,

Pereprangan terjadi selama tiga minggu dengan ganas, orang-orang bersenjatakan seadanya termasuk pisau-pisau belati menyerang tank-tank tak terkecuali termasuk kakek tua itu, dengan gagah berani berjuang sekuat tenaga, namum pada akhrinya kota Surabaya Jatuh, kemudian para pejuang meninggalkan Surabaya  dan membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur.

Keberanian beliau tidak diragukan lagi, maka dari itu ia diangkat menjadi pemimpin satu kompi pasukan gerilya. dengan bermodalkan bekas senjata tentara Jepang yang telah menyerah, Ia diberi tugas untuk sobotase setiap perbekalan tentara musuh


Pagi hari sebuah infomasi penting dari warga diberitakan bahwa tentara musuh sedang membangun pos pertahanan. Mereka membawa logisitik, dari persenjataan maupun bahan makanan, kabar itu langsung diterima, dengan tindakan cepat ia langsung melapor kepada atasannya untuk membuat keputusan untuk menyerang

Segera setelah mendapatkan perintah ia menyusun siasat dan strategi penyergapan, dibantu oleh sang adik yang bernama Suryo, ia mengambarkan peta lokasi jalur yang akan dilewati tentara musuh. Jalan dipasagi dinamit dan bom.  beberapa orang anak buah juga telah siap menyergap dari atas bukit.

Semua anak buahnya menunggu aba-aba hitungan ketiga darinya, semua penuh konsentrasi dalam orerasi ini, setelah hitungan ketiga, Bommm.. suara ledakan terdengar nyaring tepat mengenai tank tentara musuh hingga roda terlepas, semua tentara musuh terpencar dan menunduk siap pada posisi tempur, sementara tentara pejuang  memberondong tembakan dari atas bukit-bukit kecil. Para penjuang terus menembaki para tentara musuh yang belindung pada tank  yang mulai terbakar. Pertempuran sangat sengit di kedua balah pihak, satu persatu tentra musuh tewas terkena tembakan para tentara pejuang begitu pula beberapa pejuang tewas terkena peluru tanjam mereka.

Suara tembakan dari musuh sontak berhenti, dengan aba-aba darinya para pasukan pejuang menghentikan tembakan juga, hening seketika, terdengar suara api yang menyala-nyala, bau-bau angus mesiu tercium sangat pekat di hidung. Neraka kecil tampak jelas di mata.

Memang inilah resiko perjuangan harus dihadapi, namun yang lebih memukul batinnya adalah ketikan sang adik Suryo mengorbankan nyawa untuknya saat Prajurit sekutu yang sekarat menembakan pistol kearahnya, dengan respon cepat sang adik menghadang dengan bandanya, lalu tewas seketika.

Kabar buruk datang kepadanya, anak dan istrinya ditawan tentara sekutu, lalu dibunuh karena tidak mau meberitahu akan persembunyiannya. Duka terus-menrus mengalir padanya, tak hanya dirinya namun  juga semua para pejuang meraskan hal yang sama.   

Sebagai tanda duka yang mendalam, bendera setengah tiang dikibarkan, semua hening  mengusap air mata yang menetes, perjuangan ini belum berakhir. Bendera ini tidak boleh berkibar setengah, bendera harus tegak  berdiri menjadi negara yang berdaulat. Itulah mimpi indah para pejuang.

Perundingan demi perundingan mencapai titik terang, dimplomasi para pemimpin mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang berdaulat seutuhnya, dunia mengakui akan keberadaan negeri ini. Rakyat  menyambut kemenangan . Semua bergembira atas anugrah ini

Sampai saat ini kakek tua itu masih berkabung atas apa yang menimpanya, sehingga setiap pagi dia tetap mengibarkan bendera setengah tiang di halaman rumahnya sebagai hal yang harus dikenang. Beberapa orang mencibirnya. Tak ada satupun yang tahu atas apa yang dia pejuangkan dahulu, tak ada piagam penghargaan apapun yang diterima, sumua teman perjuangan telah tiada. Kini tak ada yang kenal denganya 

Dua hari lalu kakek tua itu menerima surat  agar segera mengosongkan rumahnya karena telah menduduki tanah pemerintah tanpa izin.

Lalu datang sunyum generasi penerus mengendari traktor menghancurkan rumah kakek tua itu, kini tak ada lagi bendera setengah tiang berkibar di halaman rumahnya. 
Baca Selengkapnya →Bendera Setengah Tiang…

Selasa, 16 April 2013

PERJALANAN KE KAWAH IJEN


Kemana lagi nich bung..? lantas salah satu teman menjawab Kawah Ijen bagus tuh, berangkat apa nich ? ya udah sip jadi,  begitulah kira-kira percakapan awalnya. Sekali lagi dengan pengaruh dan kharisma yang saya miliki akhirnya berempat kami berpetualang kembali.

Pertama-pertama perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Surabaya dengan menumpang Kereta Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan. Tiketya Rp 38.500 aja. Sorry nich bukanya kaga punya duit naek kereta ekonomi, namun keinginan kami sederhana aja, Cuma pengen bisa ngeroko aja pada saat perjalanan. Tak diduga dan tak disangka juga ternyata kereta ekomomi yang kami tumpangi ini semua gerbongnya ber AC, kami sempat Tanya dan clingak-clinguk pada petugas, beliau menjawab memang sekarang kereta ekonomi jarak jauh memakai AC. Ini sudah 2 minggu diuji-cobakan, kemungkinan tarif tiket akan disesuaikan. Pupus deh kaga bisa klepas-klepus di kereta.

Lanjut kami turun di stasiun Wonokromo tepat pukul 3.00 pagi, kami sengaja turun disana karena jika turun di stasiun Gubeng terlalu jauh untuk ke terminal Bungur/Purabaya, setelah turun kami naek taxi resmi yang sudah disediakan pengelola stasiun Wonokromo, untuk menuju terminal taxi tersebut dibandrol dengan harga 40.000rebyu aja.

Sampai di terminal bungur/purabaya kami istirahat, makan dan sambil meluruskan badan yang agak-agak melintir akibat naek kereta ekonomi yang bangkunya 90 derajat itu. Lanjut naek bus jurusan Banyuwangi Rp 50.000 rebu, tak perlu khawatir bus-bus yang kesana cukup banyak, jadi tak perlu risau untuk kehabisan bus.

Setelah 9 jam perjalanan dari Surabaya ahkirnya sampai kota Bayuwangi, turun di terminal Karang Ente Banyuwangi sudah dikerunbungi oleh para fans alias calo-calo, lantas kami memutuskan menyewa mobil Range Rover untuk menuju pos 1 pendakian ke kawah ijen yaitu paltuding  dengan harga 700.000 antar-jemput plus keliling kota Banyuwangi




Sampai pos 1 paltuding sungguh disayangkan penginapan sudah terisi semua, dan kami disarankan untuk menginap di warung saja tanpa bayar , namun setelah kami pikir lagi tampak kurang nyaman dan aman, lantas kami mencari informasi kesana-sini, akhirnya salah satu penambang memberitahu bahwa di pos 2 ada tempat kosong yang bisa ditempati.

Lanjut belom istirahat sama sekali kami harus mendaki dari pos 1 menuju pos 2 pendakian. Jalan menuju kesana sangat curam, berkelok dan selalu nanjak. Untuk menuju ke pos 2 memakan waktu 2 jam, ini karena kebanyakan istirahat, jantung dan kaki rasanya mau copot..

Sampai pos 2 akhirnya kami bisa istirahat, kami membayar penginapan 200.000 plus pemandu yang nanti akan mengantar kami menuju kawah ijen, tidur beberapa jam , tepat pukul 2 pagi sang pemandu membangunkan kami untuk segera bangun, karena kami tidak mau melewatkan fenomena blue fire yang hanya bisa terlihat pada malam hari. Setelah 1 jam berjalan akhirnya sampe juga.
Untuk menuju ke danau dan tempat blue fire, pengunjung harus menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang juga biasanya dilalui oleh para penambang. Sapu tangan basah sangat diperlukan disini karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan oleh karena itu untuk menuju kesana harus ada pemandu,



Air kawah cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan. Pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan di pagi hari. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan… selamat mencoba












Baca Selengkapnya →PERJALANAN KE KAWAH IJEN

Jumat, 15 Februari 2013

Melipir ke Pangandaran dan Green Canyon


Hiruk-pikuk rutinitas pekerjaan kantor sangat membuat otak dan pikirian menjadi agak-agak kurang waras. Lansung aje kaga pake mikir lama untuk pergi dari semua itu. Tapi pergi kemana ya? Mikir bentar eh langsung berpikiran ke pantai pangandaran sekalian juga mau liat green canyon.

 
 
Jreeenggg gayung pun bersambut, saya segera memberitahu kabar baik ini pada teman-teman kantor. Sms dan lelepon mereka untuk segera merencanakan kepergian kesana. Ternyata sambutan mereka direspon dengan baik pula serta hangat sehangat saya tentunya. Nyiaw.!

Kemudian sudah direncanakan tanggal berangkat. kami sepakat berangkat dari Jakarta jam 8 malem, tapi agak-agak ngaret dikit sih akhirnya berangkat jam 10 dari Jakarta .. haha..haha maklum kaga percuma dah gue disebut Raja terakhir.


Pantai pangandaran terletak di kabupaten ciamis, pada mulanya saya berpikir Jakarta ke pangandaran hanya 5 jam perjalanan kerena sudah ada tol cipularang ternyata salah besar, dengan naik kendaran pribadi saya ini memakan waktu sampai 7 jam perjalanan, benar-benar jalan tak ada ujung gumam teman saya ketika dalam perjalanan.

 
Sampe pangandaran jam 5 pagi langsung cari-cari tempat penginapan. Tak lama mencari kami langsung dapat penginapan yang murah. Tak perlu khawatir sobat disana banyak penginapan yang bisa dinegosiasiakan.

Lantas kami istriahat sebentar sekedar meluruskan pinggang dan pantat karena duduk terlalu lama di mobil, hari pun sudah pagi, mentari sudah mulai muncul, suara ombak terdengar riuh. Entah kekutaatan dari mana asalnya, tak ada lelah sekali pun. Kami pun bermain di pantai, dari main pasir, main air serta main sepeda kami lakukan. Puas rasanya kepenatan hilang seketika.

Setalah puas main di pantai kami siap-siap pergi ke green canyon. Perjalanan dari pantai pangandaran ke green canyon memakan waktu 30 menit. Sebelum masuk wisata green canyon kami makan dahulu, tentunya karena wisata pantai maka dipastikan  kuliner disini  kebanyakan menu olahan ikan laut dan air tawar. mau bakar, goreng, kuah ada semuaaa. tinggal pilih untuk ngenyangin perut.

Green Canyon adlah sungai dengan tepi tebing2 andesit yang sangat luar biasa indahnya. jika tidak hujan air disini akan berwarna hijau, tapi kalo hujan gini airnya akan keruh. tapi enaknya kalo hujan gini debit air besar dan itu menjadi tantangan sendiri disini ahahah. seru deh. sayangnya pas kami tiba disana pas hujan. jadi airnya agak keruh. tp itu tidak menyurutkan niat kami untuk menjelajah sungai ini. yaaaa,

 
setelah beli tiket, kita akan dikasih nomer untuk naik perahu. setelah dapat perahu kita akan diantar menuju arah hulu sampai perahu bakal mentok karena ga bisa nglewatin semacam dam alami yang terbentuk oleh batuan. disepanjang jalan sebelum perahu mentok kita akan disuguhi pemandangan yang cuma ada disini. tebing2 yang indah, air terjun dan stalaktit2 yang mengagumkan.

mungkin itu sedikit cerita dari saya, bagi anda yang penasaran segera tentukan tanggal dan ongkos langsung meluncur kesana hahaha

happy traveling :)

 

 

 

 

 

 






Baca Selengkapnya →Melipir ke Pangandaran dan Green Canyon