Perlambang
kebahagiaan itu punah, sepatu kaca pemberian Sang Peri telah pecah, apa mau
dikata, cinta itu hanya pemantik, sisasnya perjuangan dan pengujinya adalah waktu.
Masih
teringat jelas pertemuan mereka pada pesta malam itu dimana sang pengeran untuk
pertama kalinya melihat Cinderella yang begitu sangat cantik dengan sepatu kaca,
inilah yang memukau para tamu undangan.
Cinderala bagai Bidadari yang baru saja turun dari khayangan.
Tepat jam 12 malam Cinderela meninggalkan pesta dengan tiba-tiba, membuat hati Putra Mahkota menjadi gundah. Sepatu kaca terlepas darinya, mulai saat itu sang pangeran bersumpah akan menikahi wanita pemilik sepatu kaca ini. Seluruh wanita di negerinya diperintahkan untuk mencoba sepatu kaca tersebut, banyak dari mereka mengaku dialah pemilik sepatu kaca itu, namun setelah dipakai tidak ada yang cocok dengan ukuran kakinya.
Semua yakin akan satu hal, yakni keajaiban pasti datang kepada siapa saja. Mendapat laporan dari anak buahnya bahwa masih ada seorang wanita di negerinya yang belum mencoba memakai sepatu kaca. dengan rasa pesimis dan putus asa sang pengearan segera bergegas, didampingi anak buanya, dia mengambil sepatu kaca dari kotaknya, dengan hati-hati dan perlahan, dia mulai memegang kaki Cinderela, saat itu jatung Cinderalla berdetak sangat kecang, begitu hangatnya tangan Pangeran tampan ini, sehangat kebahagian yang akan segera datang.
Kemudian sang Pangeran memakaikan sepatu sepatu kaca padanya, ternyata benar sepatu kaca ini cocok dengan ukuran kakinya, mereka saling berpadang-pandangan, senyum-senyum kecil terpancar dari kedua muka mereka, merah merona, kedua mata meraka diliputi cinta kasih.
Cinderella mengambil dan membuka kotak yang berisi pasangan dari sepatu kaca tadi, dikenakannya, dan berubah seketika. Kecantikannya sungguh sempurna. Segera Sang Pangeran tampan ini melamar Cinderalla, Ia memperkenalkan kepada Maja Raja dan Ibunda Permaisuri.
Dengan restu dari Maha Raja, akhirya mereka melangsungkan pernikahan, pesta digelar secara besar-besaran, rakyat menyaksikan pernikahan agung ini. Sepasang sepatu kaca jadi perlambang cinta mereka, dua individu menjadi satu, tentu tidaklah lengkap jika kita hanya memilki satu sepatu saja. Memiliki sepatu harus sepasang, jika tidak maka dia akan berjalan pincang tak sempurna. kini Sang pangeran dan Cinderella menjadi sepasang sepatu kaca, mereka saling melengkapi, hidup melangkah bersama.
****
Sebagai pewaris kerjaan
Pangeran sibuk mengurus pekerjaan negara, beberapa kali harus berkunjung ke
negeri yang jauh untuk membuat perjanjian perdagangan antar negara.
Tiba
di India, sang pangeran disambut dengan upacara kenegaraan, jamuan makan dan
pesta. Disela-sela jamuan makan, para pemusik dan penari mulai beraksi,
diam-diam sang Pangeran memeperhatikan salah satu penari wanita, gerakan
tubuhnya menyatu dengan irama musik, lincah, kokoh dan terkadang erotis.
Pangeran seakan tersihir denganya. Saat itu tak ada Cinderalla dalam benaknya
sama sekali.
Pangeran
berbisik kepada Maha Raja India, siapa wanita penari itu? Lalu Raja menjawab
Sri Devi, dia memang yang terbaik, jika
tuan pangeran mau, saya akan perintahkan untuk menemani anda tidur malam ini. Setelah
pesta usai penari wanita itu datang ke kamar pangeran.
Mula-mula Devi menari dengan erotis sehingga membuat birahi pangeran memuncak, tanpa menunggu lagi pangeran meremas penyudaranya dengan penuh nafsu, tangannya membuka bajunya lantas menicumnya, mendengar erangan Sri Devi sang pangeran merebahannya sambil mencium leher dan terus naik ke bibir.. “aaahhh…sssss…ahh”
Kami saling mengulum bibir dengan penuh nafsu, nafas kami mulai tidak beraturan, baru kali ini pangeran memliki fantasi bercinta seperti ini. Pangeran terus mencium perut sampai daerah selangkangan sambil membuka pakaian Sri Devi.
Mata Sri Devi kini terpejam menikmati sodokan penis pangeran, tubuhnya mulai bergetar dan bergerak dengan irama yang liar, bola matanya memutih, aakkkhh,,, tekan yang cepat dan kuat..aaahhh begitu Sri Devi berbisik ke telinga sang pengeran. Tubuh kami mengelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tak perduli ada orang di luar sana.
Penis pangeran menekan sampai mentok kedalam rahimnya seakan-akan disedot pusaran yang kuat, hingga pangeran meronta nikmat, dia mengerluarkan carian spermanya di dalam vagina Sri devi, hangat yang dirasa dalam vagina, kemudian setelah itu Sri Devi Orgasme, kami menegeluarkan barsama-sama. Pangeran mengangkat tubuhnya saat penisnya mulai mengecil, dilepaskannya secara perlahan, lalu bersandar di samping Sri Devi, setelah itu mereka saling tidur berpelukan hingga pagi menjelang.
****
Sudah 10 tahun Sang Pangeran dan Cinderela hidup bahagia, benarkah cinta mereka abadi? Desas-desus mengenai sepatu kaca Cinderalla sudah semakin kuat, setiap jamuan dan acara istana dia tak mengenakan sepatu kaca. Banyak yang mempertanyakan mangapa cinderalla tak mengenakan sepatu kaca lagi ? apakah Cinderalla sudah tak cinta kepada pangeran? Gosip menyebar begitu kuat.
Sepanjang malam Cinderela murung, apa yang telah terjadi tidak pernah ada dalam benaknya, inilah takdir tak pernah diduga sebelumnya, sepatu kaca itu sudah hancur satu bulan lalu, berserakan tanpa sisa. Kesedihan Cinderela terus berlanjut, kecerian tak lagi terpancar dari mukanya, kadang meneteskan air mata tanpa sebab, sungguh sulit memang untuk menerima kenyataan, pahit, getir, sakit menusuk ke dalam relung-relung jiwa. Ia menangis tak henti berharap Peri datang membantunya kembali.
Sepulangnya dari India entah apa yang mengganjal pikiran pangeran, perasaan selalu tertuju pada Sri Devi. Rasa ingin memiliki perempuan India itu sangat kuat, bayang-bayangnya membekas terus menerus. Perubahan pangeran sangat drastis, kebisaan pangeran ketika habis pergi jauh adalah segera menemui Cinderala, untuk melepas kangen,berbincang mengenai negeri jauh atau bahkan bercinta urung dilakukannya
Pengeran segera menemui Cindrella, untuk menanyakan desas-desus mengernai sepatu kaca yang tak pernah lagi dikenakanya lagi. Kebenaran itu terungkap, Cinderalla sambil menangis tersedu-sedu mengatakan pada pangeran, sepatu kaca miliknya sudah hancur. Sang pangeran hanya senyum menyindir, dan tak berkata sepatah katapun pada Cindrealla, tampaknya tangis Cinderalla tak membuat hati pangeran luluh, hati sudah sekaras batu, tak peduli lagi padanya, tak ada rasa Cinta lagi pada Cinderalla. Cinta meraka telah punah, sepunah sepatu kaca itu
Setelah bertemu Cinderella, beberapa prajurit menangkap dan menyeretnya, kemudian mereka membuangnya ke tempat dia berasal dulu, Istana mengumumkan bahwa Cinderalla sudah tidak menjadi Istrinya. Propaganda dan konspirasi juga dilakukan. Cinderlla berselingkuh oleh beberapa bangsawan sehingga sepatu kacanya hancur. Sungguh malang nasib Cinderalla
Cinta Pangeran yang dulunya sangat besar bagai api yang menyala-nyala ternyata hanya sebagai pematik diawal saja, memang waktulah penguji yang sangat kejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar