Selasa, 16 April 2013

PERJALANAN KE KAWAH IJEN


Kemana lagi nich bung..? lantas salah satu teman menjawab Kawah Ijen bagus tuh, berangkat apa nich ? ya udah sip jadi,  begitulah kira-kira percakapan awalnya. Sekali lagi dengan pengaruh dan kharisma yang saya miliki akhirnya berempat kami berpetualang kembali.

Pertama-pertama perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Surabaya dengan menumpang Kereta Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan. Tiketya Rp 38.500 aja. Sorry nich bukanya kaga punya duit naek kereta ekonomi, namun keinginan kami sederhana aja, Cuma pengen bisa ngeroko aja pada saat perjalanan. Tak diduga dan tak disangka juga ternyata kereta ekomomi yang kami tumpangi ini semua gerbongnya ber AC, kami sempat Tanya dan clingak-clinguk pada petugas, beliau menjawab memang sekarang kereta ekonomi jarak jauh memakai AC. Ini sudah 2 minggu diuji-cobakan, kemungkinan tarif tiket akan disesuaikan. Pupus deh kaga bisa klepas-klepus di kereta.

Lanjut kami turun di stasiun Wonokromo tepat pukul 3.00 pagi, kami sengaja turun disana karena jika turun di stasiun Gubeng terlalu jauh untuk ke terminal Bungur/Purabaya, setelah turun kami naek taxi resmi yang sudah disediakan pengelola stasiun Wonokromo, untuk menuju terminal taxi tersebut dibandrol dengan harga 40.000rebyu aja.

Sampai di terminal bungur/purabaya kami istirahat, makan dan sambil meluruskan badan yang agak-agak melintir akibat naek kereta ekonomi yang bangkunya 90 derajat itu. Lanjut naek bus jurusan Banyuwangi Rp 50.000 rebu, tak perlu khawatir bus-bus yang kesana cukup banyak, jadi tak perlu risau untuk kehabisan bus.

Setelah 9 jam perjalanan dari Surabaya ahkirnya sampai kota Bayuwangi, turun di terminal Karang Ente Banyuwangi sudah dikerunbungi oleh para fans alias calo-calo, lantas kami memutuskan menyewa mobil Range Rover untuk menuju pos 1 pendakian ke kawah ijen yaitu paltuding  dengan harga 700.000 antar-jemput plus keliling kota Banyuwangi




Sampai pos 1 paltuding sungguh disayangkan penginapan sudah terisi semua, dan kami disarankan untuk menginap di warung saja tanpa bayar , namun setelah kami pikir lagi tampak kurang nyaman dan aman, lantas kami mencari informasi kesana-sini, akhirnya salah satu penambang memberitahu bahwa di pos 2 ada tempat kosong yang bisa ditempati.

Lanjut belom istirahat sama sekali kami harus mendaki dari pos 1 menuju pos 2 pendakian. Jalan menuju kesana sangat curam, berkelok dan selalu nanjak. Untuk menuju ke pos 2 memakan waktu 2 jam, ini karena kebanyakan istirahat, jantung dan kaki rasanya mau copot..

Sampai pos 2 akhirnya kami bisa istirahat, kami membayar penginapan 200.000 plus pemandu yang nanti akan mengantar kami menuju kawah ijen, tidur beberapa jam , tepat pukul 2 pagi sang pemandu membangunkan kami untuk segera bangun, karena kami tidak mau melewatkan fenomena blue fire yang hanya bisa terlihat pada malam hari. Setelah 1 jam berjalan akhirnya sampe juga.
Untuk menuju ke danau dan tempat blue fire, pengunjung harus menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang juga biasanya dilalui oleh para penambang. Sapu tangan basah sangat diperlukan disini karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan oleh karena itu untuk menuju kesana harus ada pemandu,



Air kawah cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan. Pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan di pagi hari. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan… selamat mencoba












Tidak ada komentar:

Posting Komentar