Senin, 17 Desember 2012

“KUNANG-KUNANG’’

“disinilah tempatku berada untuk menghiasai hamparan malam gelap dengan cahaya”

 
Tempat ini adalah ketiadaan, hiasannya terisi dengan kegelapan, guratan lukisanya tak terlihat, hitam adalah warna mutlak, suatu dimensi yang senyap dan hampa. Sudut dan ruang ini tak dapat terukur dan terjangkau oleh akal, tidak ada angka-angka yang menandakan suatu kepastian tempat ini,  setiap sisinya adalah sunyi.

Sungguh menggugah kalbu disetiap jiwa-jiwa. Keadaan ini telah terbentuk menjadikanya suatu kesatuan yang utuh. Tepat dan waktu yang tidak tampak dengan kasat mata, semua terdiri dari kebingungan, sesuatu yang belum bisa dijelaskan. Biarkanlah ini menjadi misteri yang tak akan pernah terpecahkan.

Keheningan menjadi ciri di setiap relung-relung, membawakan pada setiap pencarian yang tak pernah diketemukan, hamparan keraguan melanda ke titik yang tidaklah berujung. Lorong-lorong dimensi yang tidak bisa ditentukan.

Rona wajah alam memang sangat unik., mempunyai berbagai macam bentuk. Malam hari adalah bentuk wajah alam lainya. Realiatas malam memang dapat dirasakan, terlihat gelap gulita biarlah seperti itu adanya.

Angin sesekali berhembus pelan secara berulang. Pohon-pohon menjadi riuh bersuara olehnya. Rumput –rumput mulai bergoyang mengikuti irama. ilalang-ilalang saling berdansa menyambut keharmonisan ini. Makhluk bernyawa yang bercahaya mulai terusik dari balik sana. Meraka sontak terbangun dari tidurnya ketika angin mulai berhembus. Beberapa dari mereka jatuh ke tanah karena sedang asiknya tidur. Suasana ini adalah tanda meraka untuk memulai aktifitasnya. Mereka berterbangan dan berptuar kesana kemari melintasi kegelapan dan dinginnya malam,  angin yang berhembus membuat sayap-sayapnya bergerak. ini adalah panggilan jiwanya untuk melengkapi heningnya malam.

Semua berpesta menyambut malam ini. mereka menjadi pengatur irama atas symponi alam, mengiringi tempat yang gelap menjadi tempat yang terang, menjadikanya sebagai lampu –lampu alam. Kegelapan menjadi warna-warni kilauan cahaya, detak nafasnya mengikuti cahaya- cahaya yang mereka nyalakan, rudup lalu terang, redup lagi kemudian terang lagi.

Meraka saling bergantian menghidupkan cahaya-cahayanya. Kerlap–kerlip tubuhnya memancarkan cahaya- cahaya kemilau, cahaya dari mereka mengisi setiap sudut –sudut kegelapan,  semakin malam semakin  terang cahaya mereka, kegelapan  menjadi arena untuk memberikan sinarnya, dari semua kegelapan malam, merekalah cahaya yang paling terang dan  indah.

Kunang kunang memberikan sinar cahaya untuk mengisi kesunyaian, kekosongan, kegelapan dan kehampaan,  memang engkau kunang-kunang malam hari penuh arti…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar