Selasa, 06 November 2012

JAKARTA - GILI TRAWANGAN JALUR DARAT


Tak disangka, tak diduga. kali ini saya berpetualang 1400 km jauhnya. Perjalanan ditempuh lewat jalur darat dari Jakarta menuju Gili Trawangan (lombok). setelah mencari informasi kesana-kemari dan mencari teman-teman yang mau diajak jalan akhirnya berangkat juga.

Perjalanan kami dimulai dari Stasiun Senen menuju Surabaya gubeng dengan kereta Ekonomi Gaya Baru Malam Selatan. Kereta ekonomi ini memiliki 8 gerbong rankaian. 6 gerbong untuk ekonomi biasa dengan harga Rp 43.500 dan 2 gerbong lagi untuk ekomomi AC dengan harga Rp 145.000. Rencananya kami ingin pesen tiket dengan harga 43.500 namun apa boleh dikata sudah habis walaupun pesennya 7 hari sebelumnya, terpaksa deh beli yang harga 145.000.

 

 

Kereta berangkat dari Jakarta jam 12.15 siang sampe Surabaya jam 03.30 pagi. 16 jam lamanya, Suasana di kereta cukup aman dan nyaman. AC nya cukup kencang. Kami turun di Stasiun Wonokoromo untuk melanjutkan perjalanan ke terminal Bunggur/Purabaya. Rencana awal kami sebenernya adalah ingin turun di ST.Gubeng namun kami diberitahu oleh salah satu penumpang kereta kalo mau ke terminal Bunggur/ Purabaya lebih dekat dari ST. Wonokromo.


Setelah turun dari kereta dan keluar menuju stasiun kami banyak ditawari taksi-taksi gelap, kami memutuskan naik taksi tersebut, tentunya setelah kami tawar, kami membayar dengan harga 40.000.  harga tersebut kami bagi berlima. Sesampainya di terminal Purabaya jam menunjukan pukul 04.00 pagi. kami beristirahat sebentar lalu melanjutkan naik bus ekomomi LADJU menuju Banyuwangi dengan harga 36.000. sebagai catatan bus yang ke Banyuwangi ada 24 jam dari berbagai jenis perusahaan bus, banyak pilihan disana.
 
di dalam bus kami tertidur lelap karena sudah teralalu capenya, lantas sang kondektur bus membangunkan kami untuk memberitahu bahwa ternyata kami dioper ke bus lain di terminal probolinggo, untungnya kami masih memiliki karcis dari bus yang lama. Bus AKAS yang kami tumpangi ternyata ber AC yang tujuannya ke Bali. lantas tanpa pikir panjang kami memutuskan untuk memeperpanjang rute, seharusnya kami turun di Banyuwangi namun kami lanjut ke Bali dengan bus operan tadi dengan membayar tambahan sebesar Rp 25.000.


Sesampainya di Bali pukul 5 sore tapi jam saya masih jam 4 sore, ternyata ada perbedaan waktu satu jam.  Pemberhentian terakhir bus kami di terminal Mengwi. di sana kami beristirahat sejenak, makan, minum sambil cari-cari informasi bus yang ke Mataram. Saat kami sedang makan enak, lagi-lagi calo yang sok akrab menanyakan hendak kemana dan menawarkan bus. Calo tersebut menawarikan bus AC eksekutif dengan harga 150.000 menuju Mataram yang akan datang jam 7.30 karena memang bus yang ke mataram tidak ada bus yang Ekonomi, lantas entah mengapa kami langsung membeli di calo tersebut dengan tiket yang diberikan seadanya, lalu kami bergegas ke tempat bus tujuan Mataram, sesuai janji calo jam 7.30 ternyata bus yang kami tunggu tidak datang. kami mulai curiga, dan benar kami kena tipu. setelah kami menceritakan soseorang yang di loket tadi bahwa kami kena tipu, dan menceritakan ciri-ciri orang tersebut, ternyata dia kenal orang tersebut, akhirnya uang kami kembali 100% .

Setelah kejadian tersebut kami langsung bergegas karena kami harus mengejar waktu sampe ke Mataram. kami memutuskan untuk naek mobil travel yang ada di terminal untuk mengantar ke pelabuhan Padang Bai dengan membayar 250.000 dibagi 5 orang.

 


Sampailah kami di Pandang Bai, lanjut beli tiket kapal fery 36.000 yang menuju pelabuhan Lembar. perjalanan dari pandang bai menuju pelabuhan lembar memakan waktu 4,5 jam, beruntungnya kami kapal yang kami tumpangi bagus dan ber AC. 

Sesampainya di pelabuhan Lembar sudah berjejer mobil-mobil carry dan AVP. Lantas kami memutusakan untuk naek mobil carry dengan harga 90.000 untuk mengantar kami ke kota Mataram untuk menuju ke rumah nenek salah satu teman kami. Akhirnya kami bisa instirahat, mandi dan makan.
 
Dari Mataram kami menuju pelabuhan Bangsal dengan neak taksi expres putih denga harga argo Rp 60.000 lanjut  nyeberang ke Pulau Gili Trawangan dengan membayar 10.000. huuusss akhirya sampe juga di pulau Gili Trawangan..
 




 
 



 
 

 

 
Baca Selengkapnya →JAKARTA - GILI TRAWANGAN JALUR DARAT

Aquarium meja belajar…..

Aku adalah sebuah ruang untuk melengkapi, tugasku adalah sebagai penghias dan pemanis dari ruangan lain, Letakku memang sengaja berada diatas meja belajar. Aku adalah benda mati yang tak bergerak. Aku adalah saksi bisu dari kehidupan. Orang – orang biasanya memanggilku dengan nama Aquarium



Aku adalah kotak berukuran 45 cm x 20 cm  berwarna transparan yang terbuat dari plastik. Beberapa dari jenisku mungkin juga  terbuat dari kaca. aku mempunyai macam–macam ukuran, ada yang besar dan kecil, tergantung dari selera pembuatnya. Sebagai ruang saya cukup untuk menampung sesuatu di dalamnya. Aku berasal dari pasar disekitar jatinegara dimana para pedagang memberjual-belikan diriku. Aku hanya pasrah saja ketika dihargai beberapa uang puluhan ribu rupiah sebagai gantinya.

Setelah tawar menawar usai, pemilik baruku memasukanku ke dalam bungkusan lalu berjalan ke sekitar pasar untuk mencari beberapa barang yang diperlukan Dia membeli beberapa batu-batu berwana dan karang untuk nantinya ditempatkan, kemudian membeli sebuah lampu neon ukuran 10 cm berdaya 5 watt, setelah itu gelembung udara serta alat penyaring air lengkap dengan busanya. Dia  memang berniat untuk menjadikanku tempat yang menarik.



Lengkaplah sudah barang-barang belanjaannya. Dia bergegas ke tempat lain masih di pasar yang sama, tibalah pada sebuah toko ikan hias Pak Subur yang memang cukup terkenal, selain murah toko ini terbilang lengkap, segala macam ikan hias dapat dijumpai di tempat ini. Pemiliku berencana mencari ikan hias apa yang cocok untuk melengkapi semua barang-barang yang telah dibeli.

 
Dia melihat sebuah aquarium besar dimana terisi oleh berbagai macam ikan hias, disana beberapa ekor ikan mas koki menari dan berjoget layaknya penyanyi dangut bergoyang, gerak tubuh mereka sangat gemulai dan sungguh mengemaskan. Mereka berenang ke kiri dan ke kanan, lalu ke atas dan ke bawah. Ketika pemiliku mendekat, semua ikan mulai menghampirinya. Mereka menunjukan kebolehannya masing-masing, namun diantara ikan-ikan tersebut ada ikan yang paling menonjol, yakni ikan mas koki yang berwana keemasan dan kehitaman. Keduanya sangat lincah bergoyang, perut yang buncit dan mata yang belo kemudian dipadu-padankan dengan sirip dan buntut yang agak panjang membuat ikan ini sangat istimewa dibandingkan ikan-ikan lainnya. Terbesit dipikirannya untuk segera membeli mereka berdua. Setelah dia pikir kembali dengan matang, keragu-raguan muncul dibenaknya, lantas dia memutuskan untuk membatalakan membeli ikan-ikan tersebut.

Untuk kali pertama dia terpana oleh  penyu air tawar.  Penyu ini lebih mengemaskan dari pada ikan mas koki yang barusan dilihatnya. Penyu ini tergolong masih sangat muda, diperkirakan umurnya sekitar 5 bulan. Dipandanginya dengan serius, sang penyu pun menyambutnya dengan suka cita. Pemiliku tertawa lepas seakan beban pikirannya hilang sesaat, mungkin inikah yang dinamakan dengan berjodoh, pas dihati, tanpa pikir panjang dia langsung membeli penyu tersebut.

 
*****

Di kamar yang tak besar dibilangan fatmawati, tempat yang cukup nyaman dimana pemiliku tinggal, disanalah aku dibawa, semua barang yang telah dibeli kemudian diturukan dan dibuka. Mulailah aku ditata. Aku ditempatkan di atas meja belajar di sudut dimana ruang masih tersisa. Dirangkainya satu persatu lantas memasukanku beberapa liter air secukupnya, batu batu berwarna serta karang, beberapa gengam pasir, kemudian yang terakhir penyaring air, gelembung udara dan lampu neon dinyalakannya

Sudah sekitar satu jam lamaya sang penyu berada di dalam plastik ukuran 1 kg yang  berisi air dan udara. Sang penyu agak pucat karena berada di ruang sempit. Pemilikku memindahkan penyu ke dalam diriku. Sang penyu pun merasa aneh untuk pertama kalinya namun setelah beberapa menit berlalu penyu dapat menyesuaikan denganku

Sekali seminggu pemiliku membersihkanku dan merawatku, setiap kotoran yang muncul langsung dia bersihkan. Aku dijadikannya tempat yang sangat indah dimana si penyu tinggal. Setiap pagi sebelum pemiliku memulai aktifitasnya dan malam hari ketika menjelang tidur, pemiliku selalu memberi makan sang penyu secukupnya, entah apa yang pemlikku bicarakan kepada si penyu dan diriku, bahasa yang tidak dimengerti. Akupun juga tak mengerti apa yang penyu ucapkan dan pemiliku bicarakan. Kami mempunyai bahasa sendiri, walaupun tidak mengerti satu sama lainya. kami disatukan dengan bahasa yang universal, yakni  tanda, isyarat dan kasih sayang, itulah yang membuat kami saling mengerti.

Sang penyu nampak sehat dan  bersemangat, apapun yang diperintahkannya selalu penyu penuhi. Pemiliku sangat terhibur setiap kali melihatnya. Dia selalu memperhatikan perkembangannya. Setiap hari ada saja yang penyu itu perbuat, gerakannya selalu dimanis dan sikapnya selalu manis. Pemiliku tambah sayang terhadapnya.

 
“ Jems, bagus juga aqurimumnya ?”tanya temannya.

“ Ah, biasa aja, lumanyan buat penghias dan pemanis ruangan kamar ini

“ Memang sangat cocok sih ditaruh diatas meja belajar ?

“ Iya, memang sengaja ditaruh disana.

“ Siapa nama penyu ini ?

“ Namanya Adrian.

Adrian sangat lincah ketika temannya berkunjung, dengan sekejap penyu ini menjadi pusat perhatian, memang sangat mengasikkan berada di dekatnya. Adrian selalu memberikan penampilan terbaiknya. Prilakunya yang polos dan lugu meminta untuk diperhatikan dan disayangi. Keceriaan yang Adrian tampilkan membuat siapa saja yang melihatnya menjadi terhibur.

Di dalam diriku Adrian berenang-renang dari sudut satu ke sudut lainnya, keseharianya diliputi dengan kegembiraan, ketentraman dan kebahagiaan. Sang penyu mengangguk-angguk menghampiri gelembung-gelembung udara untuk dipecahkan, ini dilakukannya berulang kali, gelembung-gelembung udara adalah mainan favoritnya, setelah berhasil memecahkanya lalu Adrian tertawa layaknya anak kecil tertawa terbahak- bahak. Gelembung-gelembung udara ini bagaikan balon warna-warni baginya. Adrian tak pernah bosan untuk memainkan gelembung udara tersebut. beginilah tingkah Adrian sang penyu air tawar ini

Pagi  ini adalah hari senin dimana hari pertama untuk memulai aktifitas. Pemiliku memang orang yang sangat rajin dalam berkerja dan merupakan karyawan teladan serta asset berharga bagi perusahaannya. Pemiliku menghampiriku, lalu menyentuh Adrian dengan lembut untuk sekedar berkata;

“Selamat Pagi Adrian, Ayo bangun dan makanlah sarapanmu!

“Aku buatkan makanan kesukaanmu.

“Ayo makanlah!

Adrian terbangun dari tidurnya, kemudian menyapanya dengan senyuman yang khas dan  menari untuk pemilikku, lantas melahap santapan paginya. Adrian menunjukan sesuatu yang lebih hari ini, pagi yang jarang sekali ditampilkan olehnya. Dia memberikan aura positif serta dorongan semangat kepada pemiliku. ketika sudah berpuas diri dengannya, kemudian pemiliku berangkat bekerja seperti biasanya dengan penuh keceriaan.

Adrian sibuk sekali dengan aktifitasnya pagi ini, siapapun tak dapat mencegah apa yang dikerjakanya. Tanpa terasa waktu berjalan cepat, kalau sudah begini biasanya Adrian bersandar pada karang lantas berdiam sejenak, namun ada hal yang aneh ketika adrian beristirahat. Tak bisanya penyu ini hanya berdiam tanpa suara apa pun, yang terdengar hanya suara jantungnya yang berdetak, nafasnya mulai sedikit berkurang.

Aku curiga dan khawatir ada apa dengannya? Adrian tampak lemas dan layu, entah apa yang diperbuat olehnya, Adrian hanya diam, tak sekalipun bergerak, terdengar suara sayup-sayup dan merintik kesakitan. Aku hendak ingin sekali meyentuhnya dengan lembut, namun apa daya aku hanyalah benda mati yang tak sanggup untuk berbuat apapun. Adrian mulai merintih lagi. Akupun tak kuasa untuk menolongnya. Adrian terjatuh dari karang, badannya terbalik dan tidak dapat bangun kembali. Aku melihat dan mendengar nafas terkahir yang dihembusakanya. Aku hanya bisu. Adrian sudah terbujur kaku didalam diriku.

Tak ada ada lagi kebahagiaan dalam diriku. Adrian telah pergi meninggalkan semua keceriannya. Pemiliku sangat terpukul atas kepergiannya. Dia hanya bisa menepuk dada dan menarik nafas dalam-dalam. Adrian diangkat olehnya dari dalam diriku, kemudian dimasukanya ke dalam plastik berwarna hitam dan membuangnya ke tong sampah seakan tidak terjadi apa-apa.

Sudah dua bulan sejak kematian Adrian, air dalam diriku sudah mulai keruh. Aku hanyalah sebuah tempat yang mencekam, kotor, dan bau. Aku menjadi ruang yang tidak terpakai dan tak berguna. Pemikiku juga sudah lupa akan tempat yang dulunya sangat indah dan menarik. Kini aku telah hancur berkeping-keping menyatu dengan alam dan tak seorang pun mengetahui akan keberadaanku sekarang.  

 
Baca Selengkapnya →Aquarium meja belajar…..

Nama Saya Jelek….


Untuk suatu alasan semua hal memiliki nama. Andaikan saja aku mempunyai nama yang bagus, mungkin aku orang paling bahagia di dunia ini, namun apalah arti sebuah nama ? pikirku.
 
Hari ini sangat mencekam, semua diliputi dengan kepanikan. Aku terkurung di penjara, entah apa yang terjadi pada diriku hari ini sungguh sangat sial, namun apakah mungkin sebuah nama membuat nasibku sama jeleknya? Sempat terbesit dipkiranku untuk mengganti namaku, namun biaralah namaku seperti ini.
Aku terjaring operasi besar-besaran yang digelar oleh Polisi karena beberapa jam lalu bom telah meledak di sebuah gereja yang merenggut banyak nyawa manusia melayang dimana para jema’at sedang melakukan kebaktian minggu.
Mulailah aku diinterogasi polisi. Aku mendapat perlakuan yang tidak layak. Beberapa dari mereka berpangkat cukup tinggi.  Mereka ditugaskan untuk mendapatkan informasi dariku, entah infomasi apa yang diinginkannya, akupun tidak mengetahuinya.
“Siapa namamu?” tanya polisi padaku. “Namaku Jelek Pak, tegasku”!, pukulan tepat mengenaiku pelipis kiri mataku, “ Kamu meledek saya ? tanya polisi dengan nada tinggi !, “Sumpah demi Allah nama saya Jelek, Pak! “Jika nama kamu jelek, ayo katakan siapa ? Aku mulai merintih kesakitan dan air mata mulai bercucuran karena tidak sanggup menahan kepedihan ini, “ saya tanya sekali lagi, siapa namamu ?”Ampun Pak!, nama saya memang Jelek. Tendangan kaki kanan menghujam tepat dimukaku.
Beredar kabar di media nasional kelompok teroris bertanggung jawab atas kejadian ini. Terdengar suara ramai tempat dimana aku dipenjara, seseorang telah tertangkap dengan pengamanan super. Polisi berbaris dengan senjata dan penutup kepala ketat menjaganya, ternyata aktor utama peledakan bom telah tertangkap.
Dengan standar prosedur interogasi yang dilakukan polisi, sang aktor utama peledakan dimintai keterangan mengenai seputar peledakan. Identitas pelaku peledakan diketahui bernama Muslimin Rahmatan Lil’alamin yang berarti orang-orang muslim pemberi rahmat bagi seluruh semesta alam, sungguh nama yang bagus. Aku juga seorang muslim, tentunya aku ingin mempunyai nama sebagus dirinya.
Polisi membeberkan semua bukti-bukti yang mengarah padanya. Sang pelaku jujur mangatakan bahwa dia yang merencanakan dan bertanggung jawab atas peledakan. Dia melakukan peledakan bukan tanpa alasan, namun disertai dengan keyakinan dan keimanan yang kuat, ada juga sebagian orang mendukungnya serta menjadikannya sebagai pahlawan. Atas alasan apapun membunuh orang lain itu tidaklah dibenarkan pikirku.
Sementara itu terlihat seorang wanita cantik bersama dengan pengacaranya sedang asik berbicara dengan seoarang polisi yang tadi mendendangku tadi. Sepertinya mereka sangat akrap sekali. Setelah aku pandangi wanita tersebut, wajahnya tidak begitu asing bagiku. Dia sering muncul di berbagai televisi nasional karena idealisme dan program-program yang berpihak terhadap rakyat kecil. Aku teringat bahwa dia bernama Aminah yaitu orang yang dapat dipecaya, sungguh bagus namanya, sangat sesuai nama yang dia miliki dengan kepribadiannya pikirku. Dia adalah artis sekaligus wakil rakyat negeri ini, namun untuk apa wanita secantik dia berada di kantor polisi ? tanyaku dalam hati.
Aku sempat berpikir kehadiran Aminah di penjara ini untuk membela orang-orang kecil sepertiku, namun apa boleh dikata ternyata dia terlibat kasus korupsi dana pengentasan kemiskinan yang dia canangkan dan programkan sendiri. Aminah mendapat perlakuan yang layak, semua hak-haknya dapat terpenuhi sebagai tersangka, terkadang ada beberapa polisi  berpangakat cukup tinggi menghampiri untuk sedekar memberikan perhatian khusus seakan- akan dia akan membatu  kasus yang menimpanya dengan tulus.
Setelah seharian aku dikantor polisi, keluargaku mengunjungiku. Meraka sangat kaget atas kejadian yang menimpaku. Mereka pikir aku terlibat kejahatan besar. Polisi megatakan aku tidak membawa identitas diri saat berkendara. Polisi mencurigai aku sebagai gerombolan pencuri kendaraan bermotor serta sebagai penyandang dana untuk kegiatan terorisme.
Aku didampingi dengan keluargaku menjelaskan bahwa hari ini aku memang sangat terburu-buru sehingga dompetku tertingal kerena segera harus menjemput saudaraku dari kampung. Aku memberikan semua identitas yang dibawa oleh keluargaku kepada polisi guna penyelidikian lebih lanjut. Setelah diselidiki KTP,SIM dan STNK milikku memang bernama Jelek sesuai dengan pengakuanku.
Aku mengisi surat pernyataan bahwa tidak akan melakukan perbuatan tersebut lagi. Aku mengisi juga keras kosong yang harus aku tanda tangani serta uang jaminan. Aku juga dikenakan wajib lapor, kemudian barulah aku dibebaskan.
 
20 april 2012

 
Baca Selengkapnya →Nama Saya Jelek….